Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

 




Literasi Numerasi Dalam Pengembangan Klub Steam dan Wirausaha di Sekolah

Mengapa Numerasi?

Numerasi hadir di sekeliling kita dalam bentuk bilangan, huruf, dan gambar. Tanpa kita sadari numerasi sangat akrab dalam keseharian kita, mulai dari kita bangun di pagi hari sampai dengan tidur di malam hari. Konsep waktu dan aktivitas kehidupan sangat erat kaitannya dengan numerasi, namun kadang kala kita tidak menyadari hal ini. Numerasi identik dengan matematika, hal ini dikarenakan numerasi merupakan bagian dari matematika. Baik numerasi maupun matematika sama-sama mempelajari tentang angka, penjumlahan, pecahan, bangun, ruang, ukuran, dan materi lainnya. Namun, numerasi dan matematika juga memiliki perbedaan yang cukup jelas.

Di Indonesia sebagian besar siswa menganggap matematika sulit untuk dipelajari dan dimengerti. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2010, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa matematika dianggap sulit. Pertama, faktor buku, oleh Guru Besar Matematika Universitas Gadjah Mada Prof. Widodo, dikatakan tidak banyak ihwal matematika terbitan Indonesia yang menyajikan soal dalam bentuk konteks. Alhasil, matematika terasa abstrak dan sulit dipelajari. Kedua, sebesar 11,35% guru matematika tidak memiliki kompetensi pengajaran yang mumpuni, sehingga ketika pertanyaan kritis diajukan oleh siswa, mereka tidak mampu menjawab. Ketiga, adalah pola pikir (mindset) bahwa matematika itu sulit, yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Akibatnya, ini menentukan persepsi dan perilaku bahwa matematika sulit dan tidak menyenangkan.

Untuk mengatasi problema di atas, menguatkan keterampilan literasi numerasi adalah kuncinya. Oleh karena itu, untuk mendorong keterampilan numerasi bagi siswa adalah penguatan kapasitas dan kompetensi guru dan juga pihak tenaga kependidikan. Numerasi tidak mutlak harus dikuasai oleh guru matematika saja, melainkan semua guru mata pelajaran lain. Sekolah seyogyanya menyelenggarakan pelatihan bagi guru terkait penguasaan literasi numerasi di mata pelajaran yang diampunya dan juga tenaga kependidikan untuk memudahkan pekerjaan. Numerasi hadir di dalam lintas pelajaran pada kurikulum sekolah, baik itu di dalam intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

Prinsip Dasar Literasi Numerasi

  1. Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya dan sebagainya.

  2. Selaras dengan cangkupan matematika dalam kurikulum.

  3. Saling bergantung, mengisi dan melengkapi unsur literasi baca tulis, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya kewargaan.

Ruang Lingkup Literasi Numerasi

  1. Merupakan bagian dari matematika.

  2. Bersifat praktis dan kontekstual (digunakan dalam kehidupan sehari-hari).

  3. Berkaitan dengan kewargaan (memahami isyu-isyu dalam masyarakat).

  4. Profesional (dalam pekerjaan).

  5. Bersifat rekreatif (misalnya dalam kesenian dan olah raga).

  6. Bersifat kultural sebagai bagian dari pengetahuan dan kebudayaan manusia madani.

Struktur Literasi Numerasi

Struktur numerasi dapat dilihat pada bagan berikut.

Selengkapnya: Seri Manual GLS Literasi Numerasi dalam Pengembangan Klub STEAM dan Wirausaha di Sekolah

Sumber: kemdikbud.ac.id

Post a Comment

أحدث أقدم